Pertumbuhan bank syariah menakjubkan. Namun masih ada yang menilai bank syariah sekedar Islamisasi dari sistem kapitalisme.
PRIORITAS | Edisi 19 - Tahun I | 21 - 27 Mei 2012![]() |
Aktivitas Customer Service Bank BNI Syariah di Jakarta, Rabu(16/5) |
Seulas senyum mengembang dari perempuan berjilbab yang menyambut hangat setiap nasabah bank syariah di bilangan Matraman Raya, Jakarta Timur.
Paras cantik sipemilik senyum ini seringkali membuat para nasabah bank terbuai saat mendengarkan penjelasannya.Namun sayang garda terdepan bank syariah ini kerap kali salah dalam menjelaskan berbagai istilah bank syariah.
Mirza Karim, seorang konsultan perbankan syariah mengakui salah satu problem utama perbankan syariah adalah kurangnya sumber daya manusia. Apalagi, banyak pegawai bank syariah yang merupakan pindahan dari bank konvensional, sehingga pola pikir mereka masih konvensional. “Perlu kerja keras untuk membenahi hal ini,” ujarnya rabu pekan lalu.
Kendati terbelit banyak masalah toh, perbankan syariah di Indonesia menorehkan prestasi mencorong. Simak saja pertumbuhan aset perbankan syariah melonjak secara menakjubkan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pertumbuhan bank syariah dalam lima tahun terakhir ini mencapai 40 persen. Bahkan untuk tahun ini saja aset bank syariah mencapai Rp 148,537 triliun. (lihat tabel)
Konsultan perbankan. syariah lainnya Adiwarman Azwar Karim bahkan berani memproyeksikan peningkatan pertumbuhan perbankan syariah tahun 2012. Mengingat semakin banyaknya bank-bank syariah baru, seperti BCA Syariah, Panin Syariah dan Bank Victoria. "Apalagi nasabah bank syariah sudah mencapai 10 juta orang, " kata Adiwarman, Rabu pekan lalu.
Para tokoh yang melahirkan sistem syariah berharap melahirkan sistem yang lebih adil dengan mengislamkan kapitalisme. Tapi sistem perbankan termasuk syariah tetap saja tak membuahkan keadilan. |
Menurut Abdullah Al Juffry, konsultan bank syariah dan mantan direktur Bank DKI Syariah maraknya bank syariah belakangan ini tak lepas dari pangsa pasar di Indonesia. Dari hasil survai yang dilakukannya sekitar 71 persen nasabah bank syariah memilih menyimpan uang di perbankan syariah dengan alasan hukum Islam. Tentu saja ini menjadi peluang lantaran sekitar 85 persen dari penduduk Indonesia beragama Islam.
Namun benarkah bank syariah yang berkembang ini sudah sesuai dengan syariat Islam. Pengamat bank syariah, Zaim Saidi menegaskan dalam Islam sejatinya tak dikenal perbankan. Bank syariah yang ada selama ini tak lebih dari mengislamkan kapitalisme yang diwakili oleh perbankan konvensional. Para tokoh yang melahirkan sistem syariah berharap melahirkan sistem yang lebih adil dengan mengislamkan kapitalisme. "Tapi sistem perbankan termasuk syariah tetap saja tak membuahkan keadilan," ujarnya.
Zaim yang kini menjabat Ketua Baitul Mal Nusantara ini menjelaskan pada dasarnya antara bank konvensional dan syariah sama saja. Hanya labelnya saja yang berbeda dengan kewajiban berjilbab bagi pegawai perempuannya. Begitu pula dalam hal bunga pada hakikatnya juga sama.
Pada bank konvensional, dalam hal bunga ada dua yakni bunga fluktuasi dan fix. Nah di bank syariah ini hanya ada bunga fix yang diberi nama margin. Formulanya sama yang dicicil adalah bunganya diawal bukan pokoknya, tentu ini curang karena yang nasabah pinjam adalah pokoknya bukan bunganya.
Menurut Zaim, sistem perbankan apapun itu baik syariah apalagi konvensional hanyalah alat penindasan yang menjadikan manusia sebagai budak. Tengok saja mobil, motor dan rumah tinggal semuanya adalah hasil pinjaman dari bank. Sehingga seumur hidup manusia bekerja hanya untuk membayar utang ke bank.
Adiwarman membantah bahwa bank syariah tidak syariah. Namun ia membenarkan bahwa bank syariah belum 100 persen mengikuti syariah. Sebab untuk mencapai bank syariah yang sesuai syariah dilakukan secara bertahap. “Ada prosesnya, antara fatwa, yang setandar, dengan praktek itu dua hal yang berbeda. Kalau dipraktek ada penyelewengan nah itu fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS),” kata Adiwarman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syarian Nasional (DSN).
Kasus Penyimpangan Bank Syariah |
|
![]() |
85% dari 238 juta penduduk indonesia yang beragama islammerupakan potensi besarpengembangan perbankan syariah. |
Tugas DPS ini memang untuk mengawasi semua transaksi di bank-bank syariah. Di setiap bank syariah minimal ada tiga anggota DPS. Total anggota DPS di Indonesia sekitar 184 orang. Proses untuk menjadi anggota DPS harus diuji terlebih dahulu oleh MUI untuk mendapatkan sertifikasi. Syaratnya hanya mengerti fikih muamalah.
la menambahkan bahwa bank syariah di Indonesia berbeda dengan di negara muslim lainnya. Bank syariah di Indonesia mengikuti kultur masyarakat yang ada di nusantara. Bahkan dalam pengambilan keputusan hukum perbankan syariah melibatkan DSN yang berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia.
Sementara Mirza berpendapat secara konsep tak ada yang salah dengan bank syariah. Penyelewengan teriadi lantaran sumber daya manusia yang minim pengetahuan syariah. Akibatnya masih ada bank syariah yang menerap kan perjanjian mudharabah secara salah kaprah. Misalnya ada bank syariah yang justru menentukan margin sebesar 12,5 persen per tahun. Padahal mudharabah adalah akad kerjasama bagi hasil yang tidak bisa ditentukan di awal kesepakatan. Melihat kondisi ini tentu saja para pengguna bank syariah tetap harus berhati-hati, ternyata bank syariah belum tentu sepenuhnya sesuai syariat Islam.
.: Alireza Alantas | Salman Nasution | Yekhti Hesti Murti | Rizkita Sari | Agus Hariyanto
< Prev | Next > |
---|